Untuk sekedar hiburan atau lucu-lucuan, biasanya orang dewasa akan
bertingkah konyol di depan anak-anaknya. Biasanya setelah itu si anak
akan menirukan tingkah laku orang dewasa tersebut, tak peduli tingkah
itu konyol ataupun tidak. Namun menurut sebuah studi, hal itu tak
berlaku bagi anak autis.
Studi tersebut membandingkan 31 anak
dengan gangguan spektrum autisme dan 30 anak yang tidak mengidap
autisme. Seluruh partisipan diminta untuk mengamati seseorang (dewasa)
yang memperlihatkan bagaimana caranya mengeluarkan sebuah mainan (boneka
bebek dari karet) dari sebuah toples tertutup.
Beberapa langkah
yang diperlihatkan si orang dewasa memang penting seperti membuka klip
pada tutup toples dan mengambil tutup toplesnya. Tapi ada juga sebagian
langkah yang dilakukan dengan sengaja oleh si orang dewasa namun
sebenarnya tak begitu penting seperti membuka tutup toples sebanyak dua
kali.
Kemudian setiap anak diberi toples dan diminta mengeluarkan mainan yang ada di dalamnya secepat mungkin.
Hasilnya,
anak yang tidak mengidap autisme lebih cenderung menirukan
langkah-langkah tak penting yang diperlihatkan si orang dewasa meskipun
partisipan tidak diinstruksikan untuk meniru setiap perilaku si orang
dewasa secara spesifik. 43-57 persen anak tanpa autisme terbukti meniru
langkah-langkah tak penting yang dilakukan si orang dewasa, sedangkan
anak autis yang menirukan hal tersebut hanyalah sebanyak 22 persen.
"Data
ini menunjukkan bahwa anak autis lebih cenderung melakukan berbagai hal
secara lebih efisien ketimbang secara sosial, sebaliknya anak biasa
justru lebih sering meniru hal-hal secara sosial, artinya yang lebih
sering dilakukan orang daripada mempertimbangkan efisiensinya," ujar
peneliti Antonia Hamilton dari University of Nottingham, Inggris.
"Dengan kata lain anak autis hanya melakukan aksi-aksi yang mereka rasa perlu dilakukan saja," tambahnya.
Menurut
peneliti, anak biasa atau anak tanpa autisme cenderung meniru
langkah-langkah tak penting yang diperlihatkan orang dewasa karena
mereka memiliki keinginan yang kuat agar bisa diterima oleh orang lain
atau bertingkah laku seperti orang lain.
Bahkan studi sebelumnya
memaparkan bahwa anak autis tak menirukan perilaku orang dewasa sebanyak
anak biasa. Studi lain yang dilakukan pada tahun 2010 juga menemukan
anak autis tak mudah menguap ketika melihat orang lain menguap
(contagious yawning).
Namun studi yang sama juga menimbulkan
pertanyaan pada peneliti tentang tingkah laku seperti apa yang cenderung
ditiru anak autis.
"Anak autis mungkin lebih tertarik untuk
meniru perilaku tertentu ketika dihadapkan pada obyek-obyek yang belum
pernah mereka lihat sebelumnya karena mereka lebih tertarik mempelajari
hal baru itu, ketimbang hanya untuk menyesuaikan diri," pungkas peneliti
seperti dilansir
Livescience, Rabu (10/4/2013).
Studi ini baru saja dipublikasikan dalam jurnal
Current Biology.
Cr : http://health.detik.com/read/2013/04/10/093034/2216206/763/ini-hebatnya-anak-autis-enggan-meniru-tingkah-konyol-orang-dewasa?l992206755
0 komentar:
Posting Komentar