Tidur seringkali disepelekan, karena dianggap sebagai suatu kegiatan
yang membuang-buang waktu alias tidak produktif. Tapi jangan salah,
mendapatkan waktu tidur yang cukup, justru membuat seseorang menjadi
lebih produktif. Kok bisa?
Ya, banyak riset menunjukkan bahwa
orang yang kurang waktu tidur kekebalan tubuhnya cenderung menurun
sehingga mudah sekali terserang berbagai penyakit infeksi seperti
misalnya flu, radang tenggorokan, dan demam.
Singkatnya, apabila
Anda sering sakit dan jarang masuk kantor, otomatis produktifitas Anda
juga akan menurun. Inilah yang menjadi alasan mengapa tidur erat
pengaruhnya terhadap produktifitas pekerjaan seseorang.
Sama
seperti yang dialami Irwan, 24 tahun. Pria bertubuh tinggi besar ini
mengaku sangat sulit untuk bisa tidur tepat waktu. Paling-paling, setiap
malamnya ia hanya bisa tidur 2-3 jam.
"Saya sudah biasa tidur di
atas jam 01.00 . Kurang dari situ, mata kayaknya susah untuk
dipejamkan," cetusnya, yang kini bekerja sebagai salah satu karyawan
bank swasta di Jakarta.
Irwan mengaku tersiksa dengan keadaannya
tersebut. Bahkan beberapa kali ia juga pernah mendapat teguran dari
atasannya karena sering terlambat masuk ke kantor.
Untuk
mengatasi rasa kantuk saat bekerja, konsumsi kopi pun selalu menjadi
teman terbaiknya. Bahkan, pria yang hobi bermain gitar ini mengaku bisa
menghabiskan dua sampai tiga gelas kopi dalam sehari.
"Meskipun minum kopi bisa bikin kantuk hilang, tapi badan rasanya masih saja lemas, dan sulit konsentrasi," cetusnya.
Seperti dikutip laman
WebMD,
kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan penurunan signifikan dalam
kinerja dan kewaspadaan. Bahkan, mengurangi waktu tidur malam sedikitnya
satu setengah jam, dapat mengakibatkan berkuranganya kewaspadaan di
siang hari sebesar 32 persen.
Menurut praktisi kesehatan tidur
dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Dr Andreas Prasadja, RPSGT, menurunnya
kewaspadaan dan kantuk di siang hari yang berlebihan dan berlangsung
dalam jangka waktu panjang juga dapat memicu kerusakan memori dan
kemampuan kognitif - kemampuan untuk berpikir dan memproses informasi.
"Akibat
tidur kurang, pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan satu jam
mungkin akan menjadi tiga jam. Jadi saya selalu bilang, tidur yang baik
adalah cara cerdas meningkatkan produktivitas.
Performance kita hanya bisa di revitalisasi dengan tidur. Kalau dipaksa kerja performance tidak bagus," papar Andreas.
Karyawan
yang kurang tidur lanjut Andreas juga cenderung mudah murung dan kurang
toleran terhadap rekan kerja mereka, sehingga membuat emosi mudah
meledak-ledak.
Manfaatkan Power Nap
Lantas
bagaimana cara mengatasinya? Pertama, jangan mencoba melawan rasa
kantuk dengan mengonsumsi suplemen tertentu atau minum berbagai bermacam
stimulan seperti misalnya kopi atau minuman energi. Karena stimulan
tersebut hanya dapat menahan rasa kantuk, tetapi tidak meningkatkan
performance.
"Meski
seolah-olah kita merasa euforia, tetapi kemampuan konsentrasi, analisa,
ketelitian, dan kaewaspadaan tetap buruk. Jadi lebih baik tidurnya
dibenerin," saran Andreas.
Kedua, lakukan power nap. Ini adalah
istilah keren untuk tidur pendek yang bisa menjadi cara untuk membayar
waktu tidur malam Anda yang hilang dan memerangi kelelahan di tempat
kerja.
Power nap, tutur Andreas, tidak harus lama, karena dapat dilakukan pada jam istirahat di tempat kerja atau setelah makan siang. Anda hanya butuh waktu sekitar 20-30 menit untuk tidur siang.
"Setelah
makan siang 15 menit, selebihnya bisa dimanfaatkan untuk power nap. Itu
lebih baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan performance,"
jelasnya.
Saran Andreas ini patut dipertimbangkan karena sejalan
dengan hasil penelitian para ilmuwan di Harvard School of Public Health
Amerika Serikat dan University of Athens Medical School Yunani. Para
peneliti menemukan bahwa seseorang yang cukup mendapatkan waktu tidur
siang secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan bahkan
menurunkan risiko penyakit jantung.
Cr : http://health.kompas.com/read/2013/02/24/18005959/Agar.Produktif.Pintarlah.Atur.Waktu.Tidur