Anda ingin sehat dan bahagia? Singkirkan perasaan cemas. Terus menerus
dihantui kecemasan bisa menyebabkan gangguan mental emosional yang
efeknya setara dengan gangguan stres pasca trauma.
Gangguan
stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder/PTSD) merupakan
gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami pengalaman
traumatik dalam kehidupan. PTSD ditandai dengan ketakutan dan kecemasan
yang berlanjut.
Gejala PTSD biasanya muncul tak lama setelah
kejadian traumatik. Orang yang mengalami PTSD merasa selalu dibayangi
kemungkinan berulangnya kejadian yang mengancam keselamatannya tersebut
sehingga mereka kerap mengalami mimpi buruk, merasa diabaikan, marah,
juga malu.
Para peneliti dari Michigan State University menemukan
pada orang-orang yang memiliki level neurotik tinggi, tipe kepribadian
yang ditandai dengan kecemasan dan ketakutan berlebihan, memiliki risiko
mengalami PTSD di kemudian hari.
Penelitian tersebut dilakukan
terhadap 1000 orang yang dipantau kesehatannya selama satu dekade. Para
partisipan tersebut diminta menjawab pertanyaan mengenai level neurotik
di awal studi, kemudian dilanjutkan di tahun ke-3, 5 dan 10 tahun. Di
akhir periode studi sekitar separuh partisipan mengaku mengalami gejala
mirip trauma dan sekitar 5 persen menderita PTSD.
Kaitan antara
mereka yang memiliki skor neurotik tinggi dengan yang menderita PTSD
sangat kuat. "Hasil studi menunjukkan orang yang sering merasa cemas
sangat rentan menderita PTSD," kata Naomi Breslau, profesor epidemiologi
yang melakukan riset ini.
Menurut Mayo Clinic, faktor risiko
terjadinya PTSD lainnya antara lain mengalami kekerasan di masa kecil,
menderita depresi (atau ada anggota keluarga yang depresi), serta tidak
memiliki dukungan yang kuat. Wanita juga lebih rentan menderita PTSD
dibanding pria.
Di Indonesia, masalah gangguan kesehatan jiwa
berupa gangguan kecemasan dan depresi pada orang dewasa secara nasional
mencapai 11,6 persen.
Cr : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar